Minggu, 07 Juli 2013

Bepe : Saya Tidak Pernah Berfikir Menjadi Pemain Sepak Bola

 Bambang Pamungkas



Bintang sepak bola Indonesia, Bambang Pamungkas berbagi cerita mengenai karier sebagai pesepakbola profesional kepada anak-anak usia dini 8 sampai 12 tahun di lingkungan kantor Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta.
Mantan pemain Persija Jakarta itu mengenal sepak bola mulai dari usia 2 tahun. Miswanto selaku ayah dari Bambang Pamungkas mengenalkannya kepada cabang olahraga populer itu. Dia pun masih ingat semasa kecil sering bermain sepak bola tanpa menggunakan sepatu.
“Melihat anak-anak jadi ingat sewaktu masih kecil 24 tahun silam. Saya tak pernah berpikir jadi pesepak bola, awalnya ingin jadi guru. Sepak bola profesi kecelakaan buat saya,” ujar anak keenam dari tujuh bersaudara itu di rumah kreasi Kompas Gramedia, Sabtu (6/7/2013).
Bambang Pamungkas bergabung dengan Sekolah Sepak Bola Unggaran Serasi pada 1989 sampai 1993. Setelah itu, dia bergabung dengan Persada Utama Unggaran (1993-1994) dan Persikas Apacinti Semarang (1994-1996). Baru setelah itu berkarier sebagai pemain profesional selepas masuk seleksi Diklat Salatiga (1996-1999).
Persija Jakarta sebagai salah satu klub terbesar di Indonesia tertarik untuk mendatangkan Bepe pada tahun 1999. Selama lebih dari 10 tahun dia memperkuat klub berjuluk Macan Kemayoran. Gelar liga Indonesia pun berhasil diraih pada tahun 2001.
Bepe tak hanya berkarier di Indonesia, tetapi juga pernah memperkuat klub luar negeri, seperti Ehc Hoensbroek Norad Holland (2000) dan merumput di Selanggor FC (2005-2007).
“Setelah satu tahun berkarier sebagai pesepak bola profesional, akhirnya baru terpikir menjadi pemain timnas. Faktanya saya mampu mencapai itu, 10 tahun menggapai timnas,” ujarnya.
Bambang Pamungkas kini sudah memutuskan pensiun dari sepak bola profesional. Dia lebih banyak meluangkan waktu untuk memberikan pelatihan sepak bola atau mengisi seminar ke berbagai kota.
Kepada generasi muda di Indonesia, Bepe berpesan supaya memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dan berikan komitmen atas apa yang ingin dicapai. Sepakbola selain menyengkan, itu juga hutan belantara yang banyak cobaan. Menguji karakter seseorang baik di dalam maupun di luar lapangan.  
“Moto hidup saya, jangan pernah berhenti bermimpi. Awali semua dengan cara yang benar. Mungkin suatu saat nanti adik-adik akan menggantikan saya. Siapa tau saat saya melatih timnas anak-anak ini yang saya latih,” harapnya.

#Salam Bepelovers20 || @ey_bepe20

Kala Bambang Pamungkas Melatih Bocah Kampung

.:: BEPE LOVERS 20 ::. 
Post : 8 juli 2013

 Mantan pemain tim nasional Indonesia, Bambang Pamungkas, memberikan soccer clinic kepada 30 anak-anak di lapangan futsal Kompas Gramedia. Acara ini merupakan bagaian dari kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR) Kompas Gramedia. 



BEPELOVERS20 || "Saya senang bisa dilatih mas Bepe." Begitulah ungkapan kegemberiaan Faniah Nursahadah (12) usai mengikuti Soccer Clinic with Bambang Pamungkas yang diselenggarakan Kompas Gramedia, Sabtu (6/7/2013) pagi.

Faniah merupakan satu-satunya perempuan dari 30 anak yang mengikuti acara Soccer Clinic ini. Bocah-bocah yang berdomisili di lingkungan sekitar perkantoran Kompas Gramedia Palmerah, Jakarta Barat ini, terlihat antusias. Bertempat di lapangan futsal Kompas Gramedia, Bepe mengajarkan kepada anak-anak bagaimana bermain sepak bola yang baik dan benar. Demi mencapai itu, teknik-teknik dasar mulai dari passing, shooting, dan heading harus dilakukan dengan tepat.

"Ketika melakukan passing, gunakanlah mata kaki. Sedangkan untuk shooting, pengenaan bola di tali sepatu dan posisi badan lebih menunduk," jelas mantan pemain Persija Jakarta itu.

Selain memberikan pengetahuan memainkan si kulit bulat, Bepe juga memotivasi anak-anak tersebut. Ia meminta anak-anak agar tidak berhenti bermimpi.

"Waktu kecil, saya tidak terpikir bermain sepak bola karena saya bercita-cita menjadi guru. Namun, pada usia delapan tahun, saya belajar bermain bola dengan baik dan benar. Ketika bermain dengan benar, saya ingin membela timnas dan akhirnya tercapai," ujar Bepe.

Sebuah mimpi bisa saja jadi kenyataan jika mampu memaksimalkan kemampuan, kemauan, dan memiliki komitmen seratus persen. "Maka, tidak ada yang tidak mungkin. Jangan pernah berhenti bermimpi karena suatu saat mimpi kita bisa menjadi kenyataan. Ketika saya jadi pelatih timnas, mungkin kalian bakal jadi pemainnya nanti," tutur Bepe.

Bepe sendiri terlibat dalam kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR) Kompas Gramedia ini tidak terlepas dari sosoknya yang kerap menjadi inpirasi anak-anak mencintai sepak bola.

"Kita semua tahu bagaimana karakter Bepe yang mampu menjadi inspirasi meskipun ia sekarang tidak bermain," tutur Community Relation Officer Kompas Gramedia, Zaenal Arifin.

#Salam Bepelovers20 || @ery_bepe20

Jumat, 05 Juli 2013

Coulibaly Djibril = BEPELOVERS20

  Coulibaly Djibril = BEPELOVERS20



Meski belum sampai setahun, Coulibaly Djibril sudah dikenal luas di kancah sepak bola Tanah Air. Maklum, saat ini, pemain asal Mali tersebut termasuk sebagai salah satu bomber tersubur Indonesia Super League (ISL) 2012/2013.
Bahkan, pemain yang terkenal relijius ini telah memiliki banyak penggemar, terutama dari pencinta Barito Putera. Aksinya di lapangan hijau juga membuat decak kagum para pecinta sepak bola Tanah Air.
Namun ternyata, diam-diam, pemain yang telah mencetak 18 gol bagi Laskar Antasari itu menaruh respek pada mantan kapten Tim Nasional Indonesia, Bambang Pamungkas.
Malah, pemain yang kerap melakukan selebrasi sujud usai mencetak gol itu terang-terangan mengaku mengidolakan Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas.
Pengakuan Djibril itu dilontarkannya melalui akun jejaring sosial Twitter, @Coul_Djibril, Kamis (27/6) malam. Bahkan, dia langsung mengungkapkannya dengan me-mention akun @bepe20, milik mantan pemain Persija Jakarta tersebut.
Dalam statusnya itu, dia berharap Bepe bisa kembali bermain sepak bola lagi. "@bepe20 @Sport_Satu @BambangTriWahyu hello bambang, you are my Indonesia favorite football player, hope to play agains you one day. Couly," tulis Djibril.
Kira-kira, artinya, "halo Bambang, kamu adalah pemain Indonesia favorit saya. Saya harap kamu bermain lagi suatu hari nanti. Couly".
Sayang, hingga Jumat (28/6), mention Djibril tak dibalas pemain yang kini mengelola situs khusus olahraga, Sportsatu.com tersebut.
Seperti diketahui, sampai saat ini, Bepe tidak lagi eksis sebagai pemain sepak bola. Bahkan, dia sudah menyatakan diri mundur dari Timnas.
 
#Salam Bepelovers 20 || @ery_bepe20

Karma Sepak Bola Indonesia

 

 

"Karma Sepakbola Indonesia"

 

Penulis: bepe, 04 May 2013
Dalam dunia sepakbola profesional, pergantian pelatih secara mendadak bukan menjadi hal yang aneh dan mengagetkan. Berbagai alasan dikemukakan untuk menggusur atau mengangkat seorang pelatih. Dari mulai yang wajar, sedikit agak aneh, hingga yang tidak masuk akal. Akan tetapi memang begitulah dinamikanya.
Keringnya prestasi tim nasional Indonesia selama bertahun-tahun, tentu terjadi karena banyak faktor. Banyak yang berpendapat bahwa hal tersebut, akibat dari iklim kompetisi di negeri ini yang kurang sehat dan profesional. Kurang diperhatiakannya pembinaan usia dini yang berjenjang dan berkesinambungan. Amburadulnya sistem organisasi di PSSI, dan lain sebagainya.
Kita tentu tidak dapat sepenuhnya menyalahkan opini-opini di atas, walau pendapat tersebut sebenarnya masih layak untuk dikaji ulang dan diperdebatkan. Untuk menjadi sukses tentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan diantara banyak faktor tersebut, ada satu yang sering kali luput dari perhatian kita.
Adakah di antara kita yang berpikir, bahwa salah satu faktor yang membuat tim nasional Indonesia gagal, adalah terlalu seringnya terjadi pergantian pelatih tim nasional? Coba kita tengok ke belakang, berapa pelatih yang menangani tim nasional dalam kurun waktu 15 tahun terakhir? Sejak 1998 hingga saat ini, tercatat tim nasional Indonesia pernah dibesut oleh 12 orang pelatih.
Berawal dari Almarhum Rusdy Bahalwan di Tiger Cup 1998, kemudian sacara berurutan terdapat nama-nama seperti di bawah ini:
- Bernard Schumm (SEA Games 1999),
– Nandar Iskandar (Pra Piala Asia dan Piala Asia 2000)
– Dananjaya (Tiger Cup 2000)
– Benny Dolo (Pra Piala Dunia 2001)
– Ivan Kolev (Tiger Cup 2002, Pra Piala Asia dan Piala Asia 2004)
– Peter White (AFF Cup 2004, Pra Piala Dunia 2005 dan AFF Cup 2006)
– Ivan Kolev (Piala Asia 2007)
– Benny Dolo (AFF Cup 2008 dan Pra Piala Asia 2009)
– Alfred Riedl (AFF Cup 2010)
– Wim Rijsbergen (Pra Piala Dunia 2011)
– Nil Maizar (AFF Cup 2012)
– Manuel Blanco (Belum sempat memimpin laga timnas)
– Rahmad Dharmawan (Pra Piala Asia 2013)
– Jackson F. Thiago (Pra Piala Asia 2013)
12 pelatih dalam kurun waktu 15 tahun. Bandingkan dengan negara tetangga kita Singapura misalnya, yang menggunakan jasa Radojko Avramovic sejak 2003 hingga sekarang. Hal yang ingin saya sampaikan adalah, tidak ada kah orang di Federasi Sepakbola Indonesia yang berpikir bahwa lama seorang pelatih menangani tim nasional, sangat berpengaruh dengan hasil yang akan diraih oleh tim nasional itu sendiri.
Dalam hal ini kita bisa belajar bagaimana Singapura begitu yakin, percaya, dan menghargai Radojko sebagai seorang pelatih tim nasional. Raddy juga tidak luput dari kegagalan dalam beberapa turnamen, tetapi Federasi Sepakbola Singapura tetap yakin, sabar, dan percaya. Sekarang semua itu terbalas dengan tiga gelar Piala AFF di tangan Radojko Amvramovic.
Coba kita lihat apa yang terjadi di negara kita tercinta. Bagaimana seorang pelatih dapat mengimplementasikan ilmu serta keinginannya dengan maksimal, jika setiap gagal dalam satu turnamen, maka akan langsung diganti oleh pelatih yang lain. Secara tidak langsung hal tersebut juga akan menjadi kendala yang sangat besar bagi para pemain tim nasional.
Setiap pelatih memiliki gaya dan karakter masing-masing. Sebagai contoh pelatih A memiliki gaya dan karakter bermain dengan warna merah, maka dia akan memilih pemain yang sesuai untuk mendukung sistem bermain warna merah. Namun, karena dianggap gagal dalam sebuah turnamen oleh PSSI, maka seketika akan diganti dengan pelatih yang baru.
Pelatih baru, katakanlah si B datang dengan optimisme baru serta gaya dan karakter bermain warna Biru. Maka secara otomatis pelatih tersebut akan mengubah gaya bermain tim nasional, yang tadinya berwarna merah menjadi warna biru, sesuai dengan keinginannya.
Di sinilah letak permasalahan yang sesungguhnya. Bagaimana sebuah tim dapat meraih hasil maksimal, jika belum juga khatam belajar bermain dengan warna merah, sudah harus dirubah menjadi berwarna biru. Belum lagi ketika dalam turnamen berikutnya, gaya berwain warna biru tersebut dianggap gagal. Maka kemungkinan besar akan datang lagi pelatih baru, yang mungkin membawa warna yang lain ke dalam tim nasional.
Dapat Anda bayangkan betapa tertekannya para pemain tim nasional Indonesia, yang setiap saat harus siap untuk berubah-ubah seperti bunglon, hanya untuk memenuhi budaya instan serta cara berpikir egois dari para pengurus PSSI. Sedangkan masyarakat tidak akan mengerti dan peduli dengan hal tersebut. Ketika tim nasional gagal, maka yang goblok adalah para pemain.
Orang Indonesia itu suka sesuatu yang instan, mie-nya instan, budayanya instan, sukses pun maunya juga dengan cara yang instan. Hal ini yang menurut saya harus diubah. Pada 14 Januari 2008, saya sempat menulis perihal masalah tersebut di website saya www.bambangpamungkas20.com (Pelatih Tim Nasional – 2008).
Tidak hanya menulis, ketika itu saya juga sampaikan kegelisahan saya tersebut kepada pengurus PSSI, mengenai kebijakan yang menurut saya harus dikaji ulang. Akan tetapi pada kenyataannya kebiasaan gonta-ganti pelatih itu, tetap saja terjadi hingga saat ini.
Bahkan akhir-akhir ini hal yang lebih menyedihkan adalah, kebijakan untuk menggeser atau mengganti pelatih terkadang tidak lagi disebabkan oleh hasil yang diperoleh tim nasional, tetapi lebih kepada kebijakan politis dari para elite pengurus PSSI yang tengah berseteru. Apa yang terjadi kepada Alfred Riedl, Wim Rijsbergen, Nil Maizar, dan Manuel Blanco adalah cohtohnya.
Apa yang terjadi dengan Manuel Blanco, adalah preseden paling buruk dalam sejarah kepelatihan tim nasional Indonesia. Bagaimana seorang pelatih ditunjuk untuk mempersiapkan tim, tetapi kemudian tiba-tiba posisinya di ganti beberapa hari jelang laga digelar. Kemudian diangkat kembali menjadi pelatih timnas, sehari setelah laga yang seharusnya menjadi debutnya bersama tim nasional Indonesia.
Tidak hanya berhenti sampai di situ. Beberapa minggu kemudian, jabatan Manuel Blanco digeser menjadi pelatih tim nasional usia 19 tahun, hanya karena terjadi pergantian kepengurusan di tubuh Badan Tim Nasional Indonesia. Manuel Blanco tercatat sebagai pelatih tim nasional Indonesia, yang tidak pernah memimpin laga tim nasional.
Lelucon macam apa ini? Bukan begini cara memperlakukan seorang pelatih tim nasional bapak-bapak. Apa yang terjadi dengan Riedl, Wim, serta Nil Maizar juga tidak kalah memprihatinkan. Terlepas dari apapun hasilnya, apa yang terjadi pada Alfred Riedl, Wim Rijsbergen, Nil Maizar, dan Manuel Blanco adalah cerminan betapa tidak menghargainya para pengurus PSSI dalam memperlakukan pelatih tim nasional.
Mereka tidak pernah paham, bahwa salah satu faktor yang membuat tim nasional Indonesia tidak pernah berhasil menjadi sebuah tim yang solid, adalah terlalu seringnya tim nasional bergonta-ganti pelatih. Setiap pelatih baru akan selalu membawa hal-hal baru yang tentunya juga positif. Akan tetapi sudah selayaknya, jika pelatih lama juga mendapatkan apresiasi yang lebih baik dari apa yang terjadi saat ini.
Sejujurnya para pemain tim nasional tidak peduli dengan siapapun pelatih yang akan menangani tim nasional. Akan tetapi siapapun itu, alangkah sangat bijaksananya jika mereka diberi waktu yang lebih panjang dalam menangani tim nasional. Agar pelatih tersebut dapat menerapkan seluruh ilmunya dengan maksimal, sehingga pada akhirnya buah manis dari kerja kerasnya dapat kita sama-sama nikmati.
Akhir sekali, salah satu hal yang membuat saya bangga menjalani profesi sebagai seorang olahragawan adalah, apapun yang terjadi kami selalu mengawali dan mengakhirinya dengan jabat tangan. Begitu juga dengan para pelatih tersebut, terlepas dari hal tersebut sudah pasti menyakiti hati mereka, tetapi toh pada akhirnya mereka tetap berjabat tangan saat mengakhiri kerja sama dengan PSSI.
Akan tetapi kita semua tentu yakin dan percaya jika karma itu ada dalam kehidupan. Dan bisa jadi kegagalan demi kegagalan yang kita alami selama ini, adalah karma dari apa yang selama ini telah kita perbuat.
Selesai…

Selasa, 02 Juli 2013

10 Penampilan terbaik skuat Garuda di ajang International

10 Penampilan terbaik skuat Garuda di ajang
International :
1.Piala Dunia 1938 (Dutch East Indies)
2.Olimpiade 1956
3.Asian Games 1958
4.Sea Games 1987
5.Sea Games 1991
6.Piala Asia 1996
7.Piala Asia 2004
8.Piala Tiger 2004
9.Piala Asia 2007
10.piala Kemerdekaan 2008

4 pelatih terbaik Timnas Indonesia

1.Johannes Cristoffel van Mastenbroek
Masa kepelatihan 5 juli 1902 sampai 23 may
1978.ajang yg di ikuti adalah Piala Dunia 38
merupakan pelatih pertama Timnas Indonesi
pada masa memakai nama Dutch East Indies.
Juara kedua di Turnamen Far Eastern Games
thn 1934.

2.Pogacnik 1954 sampai 1963
Pelatih asal Yugoslavia yg kembali membawa
Indonesia ke kancah sepak bola Dunia dgn
melaju ke perempat final Olimpiade 1956.
Peringkat ke tiga Asian Games 1958.

3.Bertje Matulapelwa
masa kepelatihan 1985 sampai 1987
Prestasi yg di capai adalah juara Sea Games
1987 dan Indepedence Cup pada thn yg sama.

4.Anatoli Polosin
masa kepelatihan 1987 sampai 1991
Prestasi : Juara Sea Games 1991

Pelatih terlama : Pogacnik (Yugoslavia) 9 thn.
Pelatih tersingkat :
Luis Manuel Blanco (Argentina)
#Salam Bepelovers 20 || @ery_bepe20

Menpora Temui Management Persija Dan Jakmania



Menpora Temui Manajemen Persija dan Jakmania, Ide Perdamaian Terus Dimatangkan


Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, kembali menunjukan niat untuk membantu menyelesaikan insiden pelemparan bus Persib yang berbuntut aksi sweeping di Bandung. Terbaru, ia bertemu dengan manajemen Persija Jakarta di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7).
Di dalam pertemuan itu, manajemen Persija diwakili oleh Ketua Umum Ferry Paulus, Wakil Ketua Umum Asher Siregar, dan Kusheri. Selain itu, adapula Ketua Umum The Jakmania, Larico Ranggamone dan Ketua Panpel pertandingan Persija Hanif Ditya.
Pertemuan itu menjadi yang kedua bagi Roy Suryo. Sebelumnya, Roy Suryo telah bertemu dengan manajemen Persib Bandung di Kemenpora, 26 Juni.
Roy Suryo menjelaskan bahwa pertemuan dengan Persija tak berbeda jauh dengan Persib. Pertemuan itu digelar untuk mencari cara menyelesaikan masalah yang tercipta dari perseteruan dua kelompok suporter.
“Meski ini langkah kecil, tapi sekali lagi, tidak ada usaha yang tidak ada hasilnya walau memang tidak mudah seperti membalikan tangan,” kata Roy Suryo.
Roy Suryo mengungkapkan bahwa dirinya sudah punya beberapa cara untuk membantu menyelesaikan itu. Terkhusus yang berkaitan dengan Persija, ia mengaku punya cara yakni dengan mengumpulkan suporter Persija, Jakmania.
“Itu hasil pembicaraan dengan Ferry Paulus. Ya, mungkin anak-anak Jakmania dikumpulkan untuk membicarakannya,” ujar Roy Suryo.
Di samping itu, ia juga sudah punya rencana agar perdamaian antar suporter bisa terjadi. Salah satunya yakni dengan merangkul Gubernur Jakarta dan Jawa Barat, serta pihak kepolisian di dua provinsi itu untuk sama-sama saling membantu.
“Saya sudah komunikasi dengan dua gubernur. Saya dekat dengan mereka. Bahkan dengan Kapolda DKI Jakarta dan Kapolda Jawa Barat. Tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan walau ada hal kecil yang tidak langsung klik,” terangnya.

#Salam Bepelovers20 || @ery_bepe20

PERSIB DI DENDA 20 JUTA

Persib Didenda 20 Juta Akibat Ulah Suporter


By on July 2, 2013

persib
Ulah yang dilakukan suporter kembali mendatangkan masalah kepada klub. Hal ini yang tengah dialami Persib Bandung.
Berdasarkan pernyataannya, manajemen Persib harus membayar denda sebesar 20 juta rupiah akibat tingkah buruk suporter.
Hukuman itu sendiri dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI menyusul adanya kembang api di laga melawan Sriwijaya FC, 15 Juni lalu. Adanya kembang api sempat membuat laga mengalami gangguan.
“Ada kemungkinan saat melawan Persisam, panpel akan mendapat hukuman kembali. Karena jalannya pertandingan sempat terhenti karena hal yg sama,” tulis Persib di akun twitter-nya, @PersibOfficial.


#salam BEPELOVERS 20 || @ery_bepe20p