Rabu, 04 November 2015

MY OUR LOVELY CAPTAIN : BAMBANG PAMUNGKAS


Penulis : +Ery'e BP
04 November 2015

Kamu tau kapan bepe akan pensiun dari timnas?
Kapan bepe akan meninggalkan dunia persepakbolaan?
Kapan bepe akan benar-benar menjadi legenda pesepakbola?
Aku tidak tahu kapan, kalian juga pasti tak tahu kapan hal itu benar-benar terjadi, itu semua ada ditangan pelatih timnas & ada di tangan bepe sendiri.
Aku,ahh… tahukah kalian sobat, aku tak mau sampai hal itu terjadi, mengapa?
Karena,,,, aku mau bepe menjadi legenda…. Tapi aku tidak mau bepe pensiun…. Sakittt banget rasanya ngeliat bepe ga main… Bepe pernah bilang bahwa dia akan berhenti bermain di timnas jika pelatih timnas itu sendiri yang menghentikannya. “bepe,terimakasih atas kerjasamanya selama ini. Kau tidak dibutuhkan lagi” 

 aku benar-benar membenci kata-kata ini. Mungkin suatu saat kata ini akan terlontar dari mulut pelatih timnas. Tapi, aku tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan bepe ketika mendengar hal itu?? Ahh… aku tak akan bisa dan tak akan mampu membayangkannya. TO BE CONTINUE

Siapa Yang Akan Mewakili Tim Asia Tenggara Apabila Piala Dunia Antar Legenda Terjadi?

 Penulis : +Ery'e BP 

Ajang Piala Dunia bagi para legenda akan digelar dan beberapa nama besar jelas akan terlibat. Jadi, apa yang akan terjadi jika Asia Tenggara mengirimkan sebuah tim ke Piala Dunia?
Ajang Piala Dunia untuk para Legenda akan dihelat di Meksiko pada 2017, dengan turnamen pertama ini akan menampilkan 12 negara dan melibatkan para bintang seperti Michael Ballack, Lothar Matthaus, Dennis Bergkamp, ​​Patrick Kluivert, David Beckham, Ronaldo, Zinedine Zidane dan pemain lainnya.

Ada syarat untuk mengikuti turnamen ini, di antaranya adalah kemampuan bermain, kebugaran dan masih banyak lagi.

Ini turnamen dengan konsep yang menarik bagi kaum muda untuk menyaksikan beberapa nama paling bersejarah dalam sepak bola, sementara bagi kaum tua ini adalah turnamen untuk mengenang kembali kejayaan mereka.

Ini seperti melihat Rolling Stone, Paul McCartney dan Ringo Star berada di atas panggung lagi, tapi tanpa kehadiran John atau George.

Dari kabar yang beredar, turnamen ini akan melibatkan beberapa negara namun seperti pergelaran Piala Dunia di awal-awal dulu, di mana negara-negara Asia dan Afrika tak banyak ambil bagian.

Turnamen ini akan melibatkan enam tim dari Eropa (Spanyol, Prancis, Inggris, Italia dan Spanyol), empat dari Amerika (Brasil, Argentina, Amerika Serikat dan tuan rumah Meksiko) ditambah Afrika Selatan dan Jepang.

Ada beberapa pertanyaan mengenai mengapa mantan juara dunia Uruguay tidak terlibat, dan juga bagaimana  negara-negara Afrika dan Asia bisa terpilih.

Terpilihnya Bafana-Bafana tentu mengherankan karena mereka tak pernah lolos sekalipun dari fase grup dalam tiga edisi Piala Dunia, sementara tim-tim seperti Kamerun, Nigeria dan Ghana memiliki prestasi yang lebih baik dan memproduksi lebih banyak bintang dunia.

Reaksi dari beberapa mantan bintang tentu tidak menyenangkan saat mereka mengetahui bahwa Afrika Selatan yang terpilih dan bukan tim lainnya di turnamen ini.

Sama halnya dengan Jepang, yang agak aneh juga bisa terpilih.


David Beckham bisa menjadi salah satu pemain bintang yang berlaga di ajang ini
Korea Selatan yang mampu lolos delapan kali beruntun dan juga menjadi tim empat besar pada 2002 sepertinya bisa menjadi pilihan yang lebih masuk akal meski beberapa yang lain juga bisa memilih Iran dan kombinasi tim Australia

Bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa tidaklah menyenangkan untuk bisa melihat Hidetoshi Nakata atau Masami Ihara bermain di panggung dunia sekali lagi, meski dalam dunia sepak bola Jepang yang aneh beberapa legenda mereka, termasuk Kazuyoshi Miura dan Masashi Nakayama yang sudah berusia 48 tahun ternyata masih aktif bermain di negara mereka.

Dengan besarnya daya tarik turnamen ini, kenapa tak mencoba untuk membuat sebuah tim kombinasi Asia atau Afrika?

Akan ada tim Afrika utara dan selatan. Dari Asia bisa terbentuk tim Timur Tengah, Asia utara dan Asia Tenggara.

Bayangkan beberapa legenda Asia Tenggara bermain sepak bola lagi untuk menghadapi beberapa bintang sepak bola saat ini, itu tentu akan menarik perhatian pecinta sepak bola di kawasan ini.

Kami membuat daftar siapa saja yang layak masuk tim, jadi bacalah dan biarkan perdebatan dimulai!

PENJAGA GAWANG
GK: Hendro KARTIKO (Indonesia/42 tahun) Bermain untuk tim nasional selama hampir 20 tahun dan masih cukup muda untuk menjadi kiper handal di tim ini.

PEMAIN BELAKANG
RB: S. SUBRAMANI (Singapura /43 tahun) Mampu bermain di jantung pertahanan tetapi akan menjadi bek kanan spesial di tim legenda Asia Tenggara kami.

CB: Aide ISKANDAR (Singapura/40 tahun) Mantan kapten Singapura akan menjadi salah satu pemimpin di tim ini dan masih mampu bergerak aktif untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh beberapa pemain hebat Eropa dan Amerika Selatan.

CB: Daniel BENNETT (Singapura /37 tahun) Kemungkinan akan pensiun pada saat dimulainya turnamen, Bennett bisa menjadi sebuah tembok untuk membangun pertahanan di lini belakang.

LB: Dusit CHALERMSAN (Thailand/45 tahun) ia juga mampu beroperasi lebih jauh ke depan, dan memberikan ancaman mencetak gol selain kemampuan pertahanan yang solid, ia akan menjadi bek kiri yang ideal.


Lini belakang akan berasa aman apabila Aide bermain

PEMAIN TENGAH
CM: Tawan SRIPAN (Thailand/43 tahun) Salah satu gelandang pengumpan terbaik yang pernah dilahirkan Thailand, Tawan akan menjadi salah satu pemain kreatif di tim ini.

CM/AM: Therdsak CHAIMAN (Thailand/42 tahun) Salah satu gelandang teknisi terbaik Asia Tenggara, ia mampu beroperasi lebih dalam atau menyerang. Therdsak akan menjadi titik tumpu serangan dari lini tengah.

CM: Nguyen Minh Phuong (Vietnam/35 tahun) Dikenal sebagai pencetak assist yang membuat Vietnam untuk mencetak gol kemenangan di final Piala Suzuki 2008, Phuong adalah salah satu pengumpan terbaik Vietnam yang pernah ada dan akan menjadi duet ideal untuk Tawan.


 PENYERANG

CF: Kiatisuk SENAMUANG (Thailand/42 tahun) Salah satu finisher paling mematikan di sepak bola Asia, pelatih Thailand saat ini adalah pemain yang ideal untuk memakan umpan dari lini tengah.

CF: Aleksandar DURIC (Singapura/45 tahun) Sepertinya akan pensiun saat turnamen berlangsung, striker kelahiran Serbia itu masih merupakan finisher produktif dan akan menyulitkan lawan dengan kemampuannya baik di tanah dan di udara.

CF: Bambang PAMUNGKAS (Indonesia/35 tahun) Kemungkinan akan resmi pensiun pada saat turnamen digelar, legenda Indonesia ini akan datang dengan visi dan permainan yang mematikan untuk mencetak gol dan kemampuan untuk menyatukan para pemain yang ada di sekitarnya.


CADANGAN
GK: Lionel LEWIS (Singapura / 32 tahun) cukup muda untuk  bermain profesional, mantan bintang Home United ini adalah salah satu kiper yang paling diandalkan di Asia Tenggara pada satu dekade terakhir ini.

GK: Khairul Azman Mohamed (Malaysia / 47 tahun) Tidak benar-benar dalam kondisi yang cukup bagus saat ini, tapi dia bisa tambahan yang berharga untuk staf pelatih

DF / CF: Zainal Abidin Hassan (Malaysia / 53 tahun) mantan bintang Selangor dan Pahang mungkin tidak dalam kondisi prima untuk masuk tim utama, tetapi bisa menjadi sesuatu yang berharga dari bangku cadangan.

DM: Nazri NASIR (Singapura / 44 tahun) Gelandang tengah agresif yang bisa menambahkan beberapa dobrakan jika diperlukan di lini tengah.

MF: Thawatchai Damrong-Ongtrakul (Thailand / 41 tahun ) pemain serbaguna yang bisa bermain di beberapa posisi dari bangku cadangan.

RW: Elie Aiboy (Indonesia / 36 tahun) pemain lain yang mungkin akan pensiun pada 2017, dia pemain yang ideal untuk memberikan sesuatu dari area sayap.

Bepe Masih Berpeluang Bela Persija di Piala Jenderal Sudirman


Peluang Bambang Pamungkas untuk ikut membela Persija Jakarta di Piala Jenderal Sudirman (PJS) masih ada. Setidaknya itu diutarakan oleh pelatih Persija untuk turnamen Piala Jenderal Sudirman, Bambang Nurdiansyah.
Bambang Nurdiansyah masih membuka tangannya terhadap kehadiran Bepe, panggilan Bambang Pamungkas. Itu ditandai, di mana seperti diutarakan Banur, panggilan eks Persita, tetap didaftarkannya Bepe menjadi bagian Persija di Piala Jenderal Sudirman.
"Bepe bagian dari Persija. Secara personal, ia menghampiri dan mendatangi saya. Turnamen ini mendadak buatnya, sementara Bepe sudah punya ikatan kontrak salah satunya menjadi ikon Rusun Cup," jelas Bambang Nurdiansyah kepada SportSatu, Rabu (4/11).


Bepe terbuka untuk ikut apabila Persija lolos dari fase grup. Itu pun jika kontrak Bepe dengan pihak lain selesai dan tidak ada halangan berbaju oranye lagi.
"Ia tidak bisa merapat sampai saat ini karena masih harus menghormati kontrak. Namun jika Persija melaju terus dan urusannya selesai, kenapa tidak ia merapat? Jadi tidak tertutup kemungkinan andai Persija melaju," terang Banur.

 Akan tetapi, Banur tak memberi garansi untuk Bambang Pamungkas mendapat tempat di tim inti jika nanti bergabung. "Tidak serta-merta masuk tim inti, saya tentu harus melihat kondisinya seperti apa."

Salam Bepelovers 20

Senin, 02 November 2015

Striker PSMS Ini Kepincut Kepribadian Bambang Pamungkas

Striker PSMS, Aldino Herdianto mengaku kepincut dengan mantan pemain Timnas, Bambang Pamungkas. Ia sangat mengidolakan pemain yang disapa akrab Bepe itu lantaran melihat sesosok pemain yang mempunyai kepribadian yang bagus. Ia menganggap Bepe menjadi striker yang patur ditiru kepribadiannya.
"Yang pasti aku suka permainannya, apalagi sama-sama posisi striker denganku. Tapi selain permainannya itu aku suka sekali sama keperibadian dia baik di luar lapangan atau di dalam lapangan. Jiwa kepemimpinannya itu sangat disegani sama teman-temannya," ujarnya kepada Tribun, Jumat (9/10/2015).
Aldino menganggap Bambang Pamungkas pemain Indonesia yang sangat berbeda dengan yang lainnya. Pemain yang berkepala botak ini menilai Bepe sudah menjadi sesosok pemain Legenda Indonesia meskipun ia masih aktif dalam sepak bola. Ia pun ingin seperti Bepe yang terus menginspirasinya dalam karir sepakbolanya.
"Sayangnya aku belum pernah ngobrol dan ketemu langsung saja dengan dia. Mungkin kalau ketemu aku bisa lebih tahu bagaimana kepribadiannya secara langsung," kata mantan pemain PSGL Gayo Luwes itu.
Ayah satu anak ini juga salut melihat kepala Bepe ketika melakukan heading ke gawang lawan. Menurutnya ketika berduel di udara dengan lawan, Bepe selalu berhasil merebut bola dengan sundulannya. Meskipun usia Bepe tak muda lagi, Aldino masih menganggap kepala Bepe masih berbahaya.
"Sekarang pun masi berbahaya kepala dia. Kalau dulu setiap duel pasti menang dia, kalau sekarang mungkin sudah berkurang lah ketajamannya karena faktor usia. Makanya sampai sekarang aku masih suka sama dia," pungkasnya.


Biofile
Nama: Aldino Herdianto
Lahir: Binjai, 1 November 1988
Usia: 26 Tahun
Posisi: Striker
Ayah: Alm Susoro Sutrisno
Ibu: Ernawati
Pemain Idola : Bambang Pamungkas
Karir
-PSMS Medan
-PSGL Gayo Luwes
-PS Madina
-Medan Jaya
-Persepsi Sibolga
-PS Siak
-PSKB Binjai

Bambang Pamungkas Latih Team MSG

  Bambang Pamungkas berpose usai jumpa pers di Kantor Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta, Jumat (2/10/2015). Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta akan menyelenggarakan turnamen sepakbola yang di ikuti anak-anak warga rusun usia 16 tahun yang berdomisili di 22 rusunawa di jakarta pada tanggal (24/10/2015) sampai (8/11/2015).

Bambang Pamungkas punya cara sendiri untuk tetap menjaga kebugaran di saat Persija Jakarta tak punya aktivitas sejak tersingkir dari penyisihan grup Piala Presiden pada September lalu.
Ia memilih terlibat dalam sesi latihan yang digelar Munial Sport Grup (MSG).
Bepe, sapaan Bambang, kali ini menjalani peran ganda. Selain terlibat sebagai pemain, ia tampak menjalani peran sebagai pelatih tim MSG.
Striker Persija berusia 35 tahun itu tak segan-segan memberikan kepada rekan-rekannya di lapangan. Ia pun tak cangung untuk menyampaikan evaluasi seusai melakoni uji coba dengan tim Sierra Leone.
Selayaknya pelatih profesional, Bepe tak kesulitan untuk membeberkan analisa taktik secara rinci. Bahkan, mimik serius pun terpancar jelas saat memberikan instruksi kepada pemain lain.
Tim MSG sebelumnya menggunakan jasa Alfredo Vera sebagai instruktur kepelatihan. Entah mengapa Vera absen pada sesi latihan kali ini dan manajemen MSG menunjuk Bepe sebagai penggantinya.
Profesi sebagai pelatih memang menjadi cita-cita yang didamba Bepe setelah pensiun nanti. Ia masih menyimpan asa tinggi-tinggi untuk mempersembahkan gelar juara bagi tim nasional Indonesia.
Sebuah gelar prestise yang belum pernah diraihnya ketika mengenakan kostum Merah Putih.
Selama 13 tahun menjadi pemain timnas secara reguler, Bepe belum sekalipun mencicipi gelar juara. Prestasi tertinggi yang diraih hanya merasakan runner up di ajang Piala AFF atau yang sebelumnya dikenal dengan Piala Tiger.
Bepe tercatat mengantongi medali perak sebaga simbol runner up pada turnamen antarnegara Asia Tenggara sebanyak empat kali, yakni mulai pada tahun 2000, 2002, dan 2004, serta 2010.
Pengidola striker Kurniawan Dwi Yulianto itu pernah berujar ingin mencapai gelar juara sebagai pelatih tim nasional. Sebuah mimpi yang belum sempat diraih ketika aktif bermain.

Salam Bepelovers20

Bambang Pamungkas , Persija & Piala Jendral Sudirman ?

Pelatih Persija Jakarta untuk turnamen Piala Jenderal Sudirman, Bambang Nurdiansyah, mengatakan bahwa Emmanuel 'Pacho' Kenmogne akan bergabung dengan skuad Macan Kemayoran saat menjalani pemusatan latihan di Batu, Malang. Pemusatan latihan di Batu akan dimulai Selasa (3/11).


Itu setelah Persija menjalani latihan di Sawangan, Depok, di mana terakhir Senin (2/11). Ismed Sofyan dan Gunawan Dwi Cahyo menjadi di antara nama terakhir yang bergabung.
Sebanyak 24 pemain dijadwalkan terlibat dalam pemusatan latihan, termasuk Pacho. Selain itu juga Osas Saha, Mbida Messi, dan Raphael Maitimo. Pemusatan latihan di Batu rencananya diselenggarakan hingga sebelum bergulirnya Piala Presiden pada 14 November.

"Pacho akan datang nanti dan langsung ke Batu. Mbida Messi pun juga akan datang, begitu pun Osas Saha," jelas Bambang Nurdiansyah.

Banur, panggilan Bambang Nurdiansyah sendiri sudah memastikan bahwa Adixi Lenzivio dan Bambang Pamungkas tidak ikut serta.
Adixi absen membela Persija karena memperkuat tim DKI di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional dan
" BAMBANG PAMUNGKAS TELAH IZIN UNTUK TIDAK BERGABUNG UNTUK MENGIKUTI PIALA JENDRAL SUDIRMAN "

Jumat, 11 September 2015

Catatan Gol Bambang Pamungkas Striker Kharismatik di ISL

Banyak orang menyangsikan kualitas permainan dan ketajaman seorang Bambang Pamungkas ketika usianya menginjak kepala tiga. Bepe ditengarai mulai kehilangan tajinya sebagai penyerang seiring bertambahnya usia.
Namun, hal tersebut bukan menjadi beban bagi pemain yang identik dengan nomor punggung 20 tersebut. Kendati pergerakannya sudah tidak selincah dulu, dengan intelegensia tinggi dan segudang pengalaman, Bambang justru menjadi semakin matang sebagai pesepak bola.
Selama penyelenggaraan Indonesia Super League (ISL) sejak musim 2008-2009 hingga 2015, pria kelahiran Getas ini sudah mengoleksi sebanyak 74 gol.
Catatan tersebut berada di urutan ke-5 daftar pencetak gol terbanyak ISL, di bawah Boaz Solossa (111), Cristian Gonzales (107), Beto Goncalves (97), dan Greg Nwokolo (79). Rekor 74 gol ditorehkan Bambang untuk 2 klub: Persija dan Pelita Bandung Raya (PBR).
Melalui tulisan ini, mari kita telaah lebih dalam catatan-catatan unik dan menarik dari rekor gol seorang Bambang Pamungkas.
***
Langganan Dua Digit
Sejak dimulai pada musim 2008-2009, ajang ISL telah digulirkan sebanyak tujuh kali, yang termasuk musim 2015 yang hanya berlangsung selama dua minggu. Dari total tujuh musim pergelaran ISL, Bambang turut berpartisipasi di enam musim. Ia sempat rehat di musim 2013 dengan alasan pribadi.
Kecuali di musim 2015 yang tidak selesai, Bepe selalu mencatat total gol dua digit, yang berarti 10 atau lebih gol di tiap musim yang ia ikuti. Berikut grafik torehan gol per musim Bambang di ISL.
Untuk seorang striker, di mana torehan gol merupakan penilaian utama, catatan yang dibuat Bambang masuk ke kategori ‘bagus’, meski belum dapat dikatakan ‘impresif’.

***
Getol membobol gawang Singo Edan
Di antara tim-tim yang gawangnya pernah dibobol, gawang Arema adalah yang paling sering menjadi korban keganasan seorang Bepe. Total, sudah delapan gol yang dijaringkan suami dari Tri Buana Tungga Dewi ini ke gawang tim Singo Edan.
Angka tersebut juga menjadi yang tertinggi bagi seorang pemain yang mencetak gol ke gawang Arema, di atas Boaz (7), Hilton Moreira (6), dan Keith Gumbs, dan Beto Goncalves (masing-masing 5).
Torehan hat-trick di ajang ISL 2015 pada 4 April 2015 menjadi yang terbanyak dicetakBambang Pamungkas ke gawang Arema di satu pertandingan. Sebelumnya di musim 2008-2009, Bepe juga sempat mencetak 2 gol saat menghadapi Arema.
Dari partisipasi di enam musim ISL, Bepe hanya absen membobol gawang Arema di musim 2014. Setelah Arema, tim yang sering menjadi korban Bepe adalah PSPS, PSMS, Persela, dan Sriwijaya FC, yang masing-masing pernah dibobol sebanyak lima kali.
***
Stadion Utama Gelora Bung Karno, tempat favorit Bepe
Dari puluhan stadion yang pernah menjadi tempat bermain Bepe selama ISL, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) merupakan stadion di mana ia paling sering mencetak gol.
Hal ini bukan suatu kejutan mengingat Persija sebagai tim yang identik dengan Bepe memang bermarkas di stadion yang terletak di bilangan Senayan, Jakarta tersebut. Total, Bepe sudah mencetak 26 gol di SUGBK, dengan rincian 25 gol untuk Persija dan satu gol bersama PBR (ke gawang Persija).
Tidak heran jika Stadion Si Jalak Harupat, Soreang menjadi stadion kedua di mana Bepe sering mencetak gol. Jika di total, ada 9 gol yang dicetak Bepe di stadion yang menjadi markas Persib tersebut.
Rinciannya: lima gol untuk PBR, tiga gol untuk Persija, dan satu gol untuk Persib. Untuk Persib? Ya, satu gol bunuh diri dicetak Bepe saat membela PBR melawan Persib di Babak 8 Besar ISL 2014.
***
Markus Haris Maulana paling sering menjadi korban
74 gol yang ditorehkan Bepe di ajang ISL disarangkan ke gawang yang dijaga oleh 38 kiper berbeda. Diantara 38 kiper tersebut, gawang Markus Haris Maulana adalah yang paling sering dibobol oleh Bepe.
Total sudah enam gol yang disarangkan Bepe ke gawang Markus, dengan rincian tiga gol saat Markus membela PSMS Medan dan tiga gol ketika masih mengenakan seragam Persib.
Setelah Markus, kiper yang sering dibobol Bepe adalah Syamsidar dan Kurnia Meiga. Kedua kiper yang pernah menjaga gawang Tim Nasional Indonesia tersebut masing-masing dibobol empat kali oleh Bepe.
***
Panas di babak kedua
Jika dibagi per babak, Bepe lebih sering mencetak gol di babak kedua. Dari total 74 gol, 45 di antaranya (60%) diciptakan di babak kedua. Sisa 29 gol dicetak di babak pertama. Ini menandakan Bepe baru mulai ‘panas’ di babak kedua.

Jika lebih dirinci lagi menjadi interval per-15 menit, interval kedua babak kedua merupakan waktu favorit Bepe untuk mencetak gol. Total, ada 21 gol yang dicetak Bepe di antara menit ke-61 hingga menit ke-75.
***
Di antara 5 pemain tersubur era ISL, hanya Bepe dan Cristian Gonzales yang kemungkinan akan turun di ajang Piala Presiden mendatang. Mampukah Bepe sang striker kharismatik membuktikan bahwa produktivitasnya masih tinggi.

#Bepelovers20

Rataan Gol Bambang Pamungkas Ungguli CR7, Beda Tipis dengan Messi dan Rooney

Rataan gol internasional Wayne Rooney lebih baik dibanding Cristiano Ronaldo, namun masih kalah dibanding Lionel Messi.
Wayne Rooney memecahkan rekor gol sepanjang masa Timnas Inggris saat menghadapi Swiss pada laga lanjutan Grup E kualifikasi Piala Eropa 2016 di Stadion Wembley, Rabu  (9/9/2015) dini hari WIB. Prestasi ini membuat Roo merasa amat bangga.
Gol ke-50 Wayne Rooney bagi Timnas Inggris hadir di menit ke-84 melalui titik penalti. Sang striker Manchester United melampui rekor yang sebelumnya ditorehkan oleh legenda Sir Bobby Charlton.
Rooney mencetak 50 gol dari 107 pertandingan internasional di timnas Inggris yang ia jalani. Sementara itu Lionel Messi melesakan 49 gol dari 105 penampilan bersama Argentina. Di sisi lain, Cristiano Ronaldo membukukan 55 gol dari 122 laga bareng Portugal.
Jika bicara kuantitas, Ronaldo unggul dibanding Rooney dan Messi. Namun, jika dirata-rata dengan jumlah pertandingan yang dijalani masing-masing pertandingan, penyerang Real Madrid itu masih kalah dibanding kedua pesaingnya.
Rataan gol Ronaldo 0,45 per laga. Kalah dibanding Rooney dan Messi yang rataannya menembus 0,47 per laga. Messi jadi pesepak bola paling produktif sejagat saat ini karena jumlah pertandingan internasional yang dijalani lebih sedikit dibanding Rooney.
Menariknya, jumlah gol ketiga megabintang dunia tersebut beda tipis dengan jumlah koleksi striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas. Striker karismatik pelanggan Timnas Indonesia tersebut sepanjang karier internasionalnya bersama Tim Merah-Putih menyumbang 44 gol.
Rata-rata gol Bepe 0,46 lebih baik dibanding CR7, hanya kalah tipis oleh Messi serta Rooney. Sebenarnya Bambang Pamungkas masih punya peluang menyalip tiga penyerang top dunia tersebut andaikata ia tidak mundur dari skuat Timnas Indonesia pasca Piala AFF 2012.
Walau menginjak usia 35 tahun, striker pengguna nomor punggung 20 tersebut masih terlihat produktif hingga kini. Musim lalu, bomber kelahiran 10 Juni 1980 itu mengoleksi 10 gol saat membela Pelita Bandung Raya. Jika kompetisi Indonesia Super League 2015 tidak terhenti karena konflik PSSI dengan Kemenpora, Bepe masih terlihat menunjukan ketajaman.
Buktinya, saat tampil membela Persija kala meladeni Arema Cronus di laga pembuka kompetisi, Bambang Pamungkas mencetak hat-trick di pertandingan yang berkesudahan dengan skor 4-4.
Pelatih timnas Indonesia, Peter Huistra, sebenarnya mendaftarkan nama Bepe ke AFC sebagai bagian dari Tim Garuda di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018. Akan tetapi, Indonesia harus menepi dari kualifikasi karena FIFA menjatuhkan sanksi pembekuan ke PSSI.
#BepeLovers20

Selasa, 25 Agustus 2015

Reaksi Fans Saat Bepe Kembali Gabung ke Skuad Persija


Kapten Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, akhirnya kembali bergabung dengan skuad Macan Kemayoran saat berlatih di Lapangan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Sabtu (22/8) pagi WIB. Hal ini mengundang reaksi dari beberapa fans Persija.

Bambang Pamungkas atau yang lebih akrab disapa Bepe itu akhirnya kembali bergabung dengan Persija Jakarta. Bersama para pemain Macan Kemayoran lainnya, ia tampak berlatih di lapangan Mako Brimob pagi ini.
Padahal dalam sesi latihan sebelumnya, Bepe tidak tampak berlatih bersama skuad asuhan Rahmad Darmawan. Ia memutuskan untuk tidak bergabung dengan skuad Macan Kemayoran.
Baca juga: Bepe Akhirnya Kembali Gabung Skuad Persija
Namun tampaknya telah tercapai kesepakatan antara Bepe dan manajemen Persija sehingga mantan striker timnas Indonesia tersebut kembali berlatih dengan tim. Namun hingga saat ini belum ada penjelasan dari pemain dan manajemen tim terkait kesepakatan dengan sang pemain.
Hal ini membuat banyak fans Persija dan Bepe bereaksi di dunia maya, khususnya twitter. Banyak netizen yang bersyukur bisa melihat tim kesayangan dan ikon mereka kembali berlatih.
Berikut ini reaksi fans ketika Bepe kembali berlatih bersama Persija Jakarta.



285
SHARES



  1. Ery'eBepePamungkas! me-retweet •Bambang Pamungkas•
    Baca Nih Baca!!! Jangan Asal Kemakan Berita di Media...
    Ery'eBepePamungkas! menambahkan,

Minggu, 28 Juni 2015

" ALFIN BISA "

Penulis: bepe, 28 June 2015
 
Hari ini Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) akan kembali melakukan kegiatan solidaritas yang ditujukan untuk sesama pesepakbola di Indonesia. Bertempat di lapangan Simprug (Pertamina), kali ini untuk pemain Persija Jakarta, dan juga tim nasional Indonesia Alfin Tuadalamony.

Acara bertajuk "Alfin Bisa" ini adalah kelanjutan program #SolidaritasPesepakbola dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia. Sebelumnya kita juga pernah membuat acara solidaritas serupa untuk Almarhum Akli Fairuz dari Persiraja Banda Aceh.

Untuk acara solidaritas pesepakbola kali ini kita menggandeng produsen olahraga Specs, Munial Sport Group Management, dan juga Dompet Duafa. Tujuannya agar efek dari gerakan solidaritas ini menjadi lebih terasa, dan hasilnya juga menjadi lebih maksimal.

#SolidaritasPesepakbola sendiri adalah sebuah acara penggalangan dana yang dilakukan oleh para pesepakbola di Indonesia, dengan tujuan untuk membantu sesama rekan seprofesi yang kebetulan tengah mengalami kesulitan.

Saat ini sebenarnya banyak sekali pesepakbola yang tengah mengalami permasalahan ekonomi di negeri ini. Hal tersebut berkaitan dengan berhentinya segala aktifitas kompetisi di Indonesia.
Kami memilih Alfin Tuasalamony karena melihat kondisinya yang serba terbatas, dalam menjalani proses penyembuhan dari cedera serius yang menimpanya (patah kaki). Hal tersebut berkaitan dengan hak-haknya sebagai pesepakbola yang sampai saat ini belum diselesaikan oleh klubnya.
Terlebih lagi melihat kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang seharusnya turut serta membantu, dan mengawal proses penyembuhan cederanya. Mengingat status Alfin sendiri selain sebagai pemain Persija Jakarta, adalah juga pemain tim nasional Indonesia.

Alfin adalah contoh nyata terlalu sibuknya para stakeholder sepakbola kita dalam berseteru memperjuangkan kepentingan masing-masing. Sehingga lupa, dan lalai terhadap salah satu aset masa depan sepakbola Indonesia yang dalam hal ini membutuhkan support, baik secara material maupun spiritual.



Gerakan ini adalah wujud nyata rasa solidaritas para pesepakbola kepada rekan seprofesi yang tengah mengalami musibah. Dahulu kita melakukan gerakan ini untuk Almarhum Akli Fairuz, kali ini untuk Alfin Tuasalamony. Kedepan tidak menutup kemungkinan kita akan melakukan gerakan serupa untuk pesepakbola lain yang sedang mengalami musibah.

Didasari dengan niat yang baik, semoga acara #SolidaritasPesepakbola sore ini diberikan kelancaran oleh Allah SWT, sehingga dapat memberikan dampak, dan juga hasil yang maksimal.

Akhir sekali, semoga acara ini juga dapat membuka hati mereka-mereka yang saat ini tengah berseteru, memperjuangkan apa yang bisa jadi sebenarnya tidak mereka pahami.

Selesai ...

Terima Kasih PSSI

Penulis: bepe, 17 June 2015
Sanksi administrasi yang diberikan Menpora kepada PSSI, membuat organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia ini tidak lagi mampu untuk menjalankan roda kompetisi. Berhentinya liga mengakibatkan klub-klub kehilangan pemasukan. Imbasnya klub kesulitan untuk membayar gaji pesepak bola nya, dan para pesepak bola pun kehilangan mata pencaharian. 
Apakah ada yang salah dengan pernyataan tersebut diatas? sama sekali tidak, dan memang benar demikianlah adanya.
Namun ketika hilangnya penghasilan pesepak bola yang dijadingan alasan utama, agar pemerintah segera mencabut sanksi administratif yang telah dijatuhkan kepada PSSI, kok rasanya saya kurang sepaham. 
Pernyataan yang berisi, sanksi Menpora lah yang membuat kompetisi berhenti, sehingga klub-klub tidak lagi mampu membayar gaji para pesepak bola, tidaklah salah, hanya saja sedikit kurang pas. 
Mungkin lebih pas nya begini. "Tidak disanksi pemerintah sehingga kompetisi dapat berjalan normal saja, klub-klub masih sering kesulitan untuk membayar gaji pesepak bola, apalagi kok sekarang disanksi".
Secara pribadi saya merasa terharu melihat PSSI sebagai induk organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia, saat ini begitu getol "memperjuangkan" hak-hak hidup para pesepak bola. Namun saya juga harus jujur, jika diantara rasa haru tersebut terselip pula rasa aneh, juga khawatir
Aneh dan khawatir karena apa? 
Aneh karena:
Bukankan federasi juga yang selama beberapa tahun terakhir ini melakukan"pembiaran" terhadap klub-klub yang dalam beberapa kesempatan menunggak hak-hak para pesepak bola nya?
Bukankah federasi juga yang selama ini memberikan "toleransi" kepada beberapa klub untuk dapat terus berkompetisi, padahal kewajiban klub tersebut terhadap pesepak bola nya belum selesai?
Khawatir karena:
Jangan-jangan ketika nantinya perjuangan mengatasnamakan hak-hak pesepak bola ini berhasil, federasi lupa terhadap esensi dari apa yang mereka perjuangkan saat ini.
Jangan-jangan ketika nantinya sanksi itu benar-benar dicabut, sehingga PSSI kembali aktif dan dapat menggelar kompetisi, hak-hak pesepak bola dalam perjalanannya tetap saja tidak terlindungi.
Kekhawatiran yang saya pikir wajar, mengingat sebagai wakil presiden Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI), saya tentu ingat betul bagaimana perjalanan para pesepak bola Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Hal tersebut yang membuat saya begitu berhati-hati dalam menyikapi konflik yang terjadi saat ini.
Bagaimana saya dapat serta-merta sepaham dengan "perjuangan" federasi yang mengatasnamakan penderitaan pesepak bola, wong selama ini kami jelas-jelas berhadapan dengan "mereka" dalam memperjuangkan hak-hak para pesepak bola profesional di Indonesia.
Sekali lagi saya sampaikan, jika saya tidak sedang dalam posisi untuk bersepaham dengan pihak manapun. Saya hanya ingin mengingatkan, bahwasanya dasar dari apa yang diperjuangkan oleh klub dan federasi saat ini, memiliki konsekuensi pertanggungjawaban yang tidak ringan.
Jika klub dan federasi paham betul dengan apa yang sedang mereka perjuangkan, maka sejatinya mereka juga harus siap, dan rela untuk melakukan instropeksi kedalam jajaran mereka sendiri. 
Artinya jika nantinya perjuangan mengatasnamakan hak hidup orang banyak (pesepak bola) ini berhasil, maka hal-hal yang bertentangan dengan apa yang saat ini sedang mereka perjuangkan, dimasa yang akan datang tidak boleh terjadi lagi.
Aturan mengenai verifikasi peserta kompetisi mau tidak mau harus benar-benar ditegakkan. Tidak boleh lagi ada toleransi, atau perlindungan kepada klub-klub yang menunggak gaji pesepak bola nya. Tidak ada lagi tindakan "menutup mata" atau bahkan "intimidasi" kepada para pesepak bola yang memperjuangkan hak-haknya.
Serta satu hal lagi, pengakuan terhadap asosiasi pesepak bola profesional di Indonesia. Mengapa? karena pada akhirnya toh kita sepaham (setidaknya untuk saat ini) jika hak-hak para pesepak bola memang harus dilindungi. 
Jika federasi tidak mampu melakukan apa yang tersebut diatas. Maka jangan salahkan masyarakat, jika pada akhirnya melihat PSSI sebagai sebuah organisasi yang hanya memanfaatkan "amanat penderitaan pesepak bola" sebagai alat bargaining untuk menyelamatkan organisasi.
Mengapa demikian? Karena saat ini banyak sekali suara-suara sumbang diluar sana yang bertanya-tanya, kemana saja klub dan federasi saat pesepakbola "kleleran" memperjuangkan hak-haknya, kok tiba-tiba saat ini berjuang agar sanksi dicabut, dengan dalih sanksi membuat para pesepakbola kehilangan penghasilan?
Sebuah pertanyaan yang saya pikir hanya dapat mereka jawab dengan perbaikan kedalam, dan bukti kinerja positif, serta lebih profesional dimasa yang akan datang. 
Semoga klub dan federasi paham betul dengan konsekuensi dari apa yang mendasari perjuangan mereka saat ini. Sehingga kedepan tata kelola persepakbolaan kita menjadi lebih baik, serta lebih profesional dalam segala hal. Agar cabang olahraga yang paling digemari di republik ini, mampu memberikan prestasi yang dapat dibanggakan.
Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka secara pribadi saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PSSI.
Selesai....
#salamBepelovers20

Bambang Pamungkas dkk Gelar Laga Amal Bertajuk " ALFIN BISA "

Di saat federasi sepak bola Indonesia PSSI sibuk berseteru dengan Kemenpora, nasib para pesepak bola yang butuh uluran tangan pun tak terjangkau. Klub yang semula mengontraknya pun acuh tak acuh.
Kondisi demikian dialami Alfin Tuasalamony, pemain Persija Jakarta yang tengah membutuhkan biaya operasi patah kaki akibat kecelakaan.
Manajemen tim hanya menggelontorkan dana sebesar Rp 5 juta, sementara total biaya operasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp 300 juta.
Keprihatinan justru datang dari para pelaku sepak bola itu sendiri. Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) bersama Specs dan Dompet Dhuafa menggagas laga amal untuk mengumpulkan dana tambahan bagi Alfin.
Laga amal ini bakal dikemas melalui format turnamen segitiga bertajuk "Trofeo Charity Matches Alfin Bisa". Sebanyak tiga tim peserta yang tergabung dalam APPI All Stars, Dompet Dhuafa All Stars, dan Specs All Stars bakal bertanding pada Minggu (28//2015). Panitia penyelenggara masih mengurus izin penggunaan salah satu lapangan di Jakarta.
"Acara Alfin Bisa ini adalah kelanjutan program solidaritas pesepak bola dari APPI. Sebelumnya kami pernah membuat acara solidaritas serupa untuk Almarhum Akli Fairuz dari Persiraja," kata Bambang Pamungkas selaku Wakil Presiden APPI.

Kali ini APPI menggandeng Specs dan Dompet Duafa untuk memperluas jaringan demi mencapai dana maksimal. Ini merupakan wujud nyata solidaritas para pesepak bola kepada rekan seprofesi yang tengah mengalami musibah.
Kondisi keuangan Alfin cukup memprihatinkan mengingat haknya selama kurang dari empat bulan belum dibayarkan Persija. Manajemen pimpinan Ferry Paulus itu hanya mampu membayarkan 30 persen gaji dari sebulan gaji.
"Kami melihat kondisi Alfin yang serba terbatas dalam menjalani proses penyembuhan. Terlebih lagi kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang seharusnya turut membantu dan mengawal proses penyembuhan. Mengingat status Alfin adalah pemain tim nasional," ujar Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas.
Kapten Macan Kemayoran itu juga menegaskan, kondisi memprihatinkan yang dialami Alfin menjadi bukti nyata kesibukan para pejabat sepak bola Tanah Air (PSSI dan Kemenpora) yang lebih mementingkan perebutan kekuasaan.

#salamBepelovers20

Rabu, 08 April 2015

" Tiga Senjata Favorit Bambang Pamungkas "

Penulis: bepe, 06 April 2015
Hotel Grand Mahkota, Lamongan, 6 April 2015.
Empat tahun terakhir sejak menjadi Executive Comittee Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia, praktis kesibukan saya menjadi sedikit meninggkat. Utamanya menjelang akhir hingga kompetisi musim baru digelar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya permasalahan sepakbola yang berkaitan dengan para pemain profesional di Indonesia.
Segala permasalahan yang selama kurun waktu empat tahun terakhir selalu saja hadir menghiasi persepakbolaan negeri ini.
Tugas asosiasi pemain adalah menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi para pemain profesional. Baik mereka yang berani dan secara terang-terangan menyaku menjadi anggota. Maupun mereka yang tidak cukup berani menjadi anggota, namun berharap mendapatkan keuntungan dari apa yang asosiasi pemain perjuangkan.
Pertemuan-pertemuan penting dengan para stakeholder sepakbola di negeri ini menjadi sesuatu yang rutin saya dan rekan-rekan pengurus APPI lakukan. Demikian halnya beberapa bulan terakhir ini. Bertemu dengan Menpora, Tim Sembilan (Kemenpora), BOPI, PSSI, Perwakilan Klub, Pengacara, Exco APPI dan juga para pemain membuat hari-hari saya menjadi sedikit terlalu serius.
Hal yang memaksa saya untuk sementara waktu harus melupakan kebiasaan saya, yaitu menulis di blog. Setelah kurang lebih tiga bulan absen menulis, malam ini ditemani lagu-lagu group band lawas asal Amerika Creedence Clearwater Revival akhirnya saya pun membulatkan tekad untuk kembali membuat coretan.
Empat atau lima bulan terakhir keseharian saya dapat dikatakan sedikit terlalu serius. Terlalu banyak aktivitas-aktifitas yang membuat saraf-saraf saya menjadi kaku. Oleh karena itu pada tulisan kali ini, saya ingin membahas sesuatu yang lebih santai, tidak terlalu berat, dan jauh dari apa itu yang namanya serius.
Kali ini saya ingin membahas mengenai senjata. Hmmm tenang-tenang. jangan terpancing untuk menjadi serius dulu. Senjata yang saya maksud bukanlah senjata tajam, atau bahkan senjata api. Senjata yang saya maksud adalah sepatu, iya sepatu sepakbola yang bagi para pesepakbola adalah sebuah senjata utama yang maha penting.
Selama dua puluh puluh tujuh tahun mengenal dan memainkan olahraga ini, sudah barang tentu saya telah merasakan mencoba begitu banyak sepatu sepakbola. Mulai dari yang berbahan kulit, sintetis, maupun perpaduan diantara keduanya.
Empat belas dari dua puluh tujuh tahun tersebut memang saya habiskan bersama salah satuapparel ternama dari Amerika. Namun demikian hal tersebut tidak serta-merta membuat saya tidak mencoba beberapa model senjata dengan merek-mereka yang lain.
Dan dibawah ini adalah tiga jenis senjata yang menjadi favorit saya selama ini:

1. Adidas Predator Touch

Kita mulai dengan yang pertama. Adidas Predator Touch. Sepatu ini diproduksi pada tahun 1996 oleh produsen alat-alat olahraga Adidas asal Jerman. Awal mula saya tertarik menggunakan sepatu ini adalah karena idola saya. Iya karena Paul Gascoigne, ia menggunakan sepatu ini selama gelaran Piala Eropa 1996 di Inggris.
Kombinasi warna merah, putih dan hitam khas Adidas yang dipadu padan dengan ornamen karet menyerupai sisik buaya di bagian depan, membuat sepatu ini memiliki kesan garang. Saya membeli sepatu ini untuk kali pertama di Singapura, sepulang memperkuat tim nasional pelajar asia di Asian School Tournament di Patna, India.
Adidas Predator Touch ini saya gunakan antara tahun 1996 hingga 1998, sebelum pada akhirnya saya menanda tangani kontrak dengan produsen apparel Nike dari Amerika.
Sepatu model ini memiliki dua jenis pul (stud), satu berbentuk bulat dan, satu lagi berbentuk pipih (blade). Saya memilih yang berbentuk buat, menyesuaikan jenis kontur permukaan lapangan di Indonesia yang ketika itu biasanya agak keras.
Ada cerita menarik mengenai sepatu ini. Pada suatu ketika saking bangganya dengan sepatu ini, saya bahkan sering kali menggunakan sepatu ini untuk pergi ke sekolah. Ketika itu saya duduk di bangku kelas 2(C) di SMA Negeri 1 Salatiga.
Hal bodoh yang mengakibatkan beberapa pul Adidas Predator touch tersebut patah. Sepatu itu sendiri akhirnya hilang dicuri orang, saat tengah saya jemur di genteng belakang asrama Diklat Salatiga. Sampai dengan saat saya menulis artikel ini, saya tidak pernah tahu siapa gerangan si pencuri sepatu Adidas Predator Touch kesayangan saya tersebut.
Baru-baru ini Adidas membuat kembali versi remake dari sepatu predator ini, namun sangat susah untuk mendapatkan nya. Belum lagi dengan ukuran kaki saya yang tergolong kecil untuk ukuran kaki eropa, sehingga sangat susah untuk mendapatkan sepatu-sepatu dengan versi-versi limited edition.

2. Nike Mercurial 1.0 R9

Berikutnya adalah Nike Mercurial 1.0 R9. Sepatu ini adalah generasi pertama Nike Mercurial yang terinspirasi oleh sosok pesepakbola fenomenal asal Brazil bernama Luis Nazario de Lima, atau lebih kita kenal dengan nama Ronaldo.
Dari model pertama hingga yang terakhir, Mercurial 1.0 R9 boleh adalah favorit saya. Sepatu ini memiliki warna dasar hitam dengan kombinasikan garis menyerupai gelombang ombak berwarna putih. Sepatu ini termasuk generasi pertama sepatu-sepatu sepakbola yang menggunakan bahan dasar kulit sintetis.
Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-10 Mercurial, Nike sempat memproduksi ulang sepatu ini. Sepatu yang diproduksi terbatas tersebut diberi nama Nike Mercurial Vapor III R9 10th Anniversary. Sepatu tersebut ludes terjual dalam waktu yang cukup singkat.
Di ulang tahun Mercurial yang ke 15, Nike kembali me-reproduksi sepatu ini. Kali ini berwarna kombinasi biru, silver dan kuning dengan nama Nike Mercurial Vapor lX SE 15th Anniversary. Penampakan sepatu ini sama persis dengan Mercurial R9 yang digunakan Ronaldo saat membela Brazil di Piala Dunia 1998. Sama seperti edisi ulang tahun ke-10, sepatu ini juga laris manis terjual dalam waktu singkat.
Sejujurnya perjalanan serta pencapaian saya dalam berkarir tidak dapat dipisahkan dari sepatu Nike jenis Mercurial ini. Selama empat belas tahun menjadi brand ambassador Nike Mercurial, sudah barang tentu saya selalu menjadi pemain Indonesia pertama yang mencoba, dan menggunakan setiap keluaran terbaru sepatu Nike jenis Mercurial ini. Dari mulai Mercurial R9 hingga ke Mercurial Vapor CR7.
Lebih spesial lagi, Nike Mercurial 1.0 R9  adalah sepatu yang saya gunakan saat menjalani debut, serta mencetak gol pertama saya bersama tim nasional Indonesia.

3. Asics Testimonial Light Nero

Kurang afdol rasanya jika membahas sepatu-sepatu sepakbola favorit tanpa memasukkan sepatu model klasik, atau yang terbuat dari bahan kulit. Sebelum maraknya sepatu-sepatu sepakbola berbahan dasar kulit sintetis atau rajutan benang merajai pasaran, hampir semua produsen sepatu sepakbola menggunakan kulit sebagai bahan dasar dari produk-produk mereka. Sekarangpun masih ada beberapa, namun jumlahnya sudah tidak begitu banyak lagi.
Saya mengawali perjalanan panjang karir saya pada tahun 1988 dengan sepatu berbahan dasar kulit ber-merek Foxy. Setelah Foxy saya juga sempat merasakan menyepak si kulit bundar dengan dibalut beberapa merek lain beberapa diantaranya Adidas, Lotto, Topper, Kika, Nike, Reebok, Diadora dsb.
Salah satu ciri khas sepatu-sepatu sepakbola dengan model klasik adalah memiliki lidah yang menjulur keluar diatas tali sepatu. Untuk sepatu-sepatu klasik ini ada beberapa model yang cukup meninggalkan kesan di hati saya. Beberapa sepatu tersebut adalah Lotto Stadio Classic, Nike Tiempo Premier 94, Diadora Brazil, dan Asics Testimonial Light Nero.
Diantara model sepatu yang saya sebut pada paragraf di atas, Asics Testimonial Light Nero adalah favorit saya. Sejujurnya saya mengenal sepatu ini karena terbawa euforia tim nasional Primavera, dan Baretti pada sekitar tahun 1995 an.
Pada masa-masa itu saya pikir semua pecinta sepakbola di tanah air memperhatikan kiprah dari kedua tim tersebut. Terutama tim Primavera yang ketika itu digawangi pemain-pemain harapan masa depan seperti Kurniawan D.J, Bimasakti, Indriyanto, Kurnia Sandy dkk.
Pada masa itu hampir semua tim nasional Indonesia dari level usia dini hingga senior menggunakan apparel bermerek Asics. Hal tersebut membuat Asics begitu terkenal di Indonesia. Salah satu yang paling fenomenal adalah Asics Testimonial Light Nero, karena hampir semua pemain tim nasional Indonesia ketika itu menggunakan sepatu dengan merek dan model tersebut.
Kelebihan sepatu ini adalah kenyamanan. Dan untuk sepatu sepakbola berbahan dasar kulit, Asics Testimonial tergolong lebih ringan dibanding dengan merek-merek yang lain. Hal tersebut yang membuat sepatu ini banyak digemari para pesepakbola Indonesia ketika itu.
Saya pertama kali menggunakan sepatu ini pada tahun 1997, dan menggunakannya kembali pada tahun 2004 saat terjadi jeda dalam kontrak panjang saya bersama Nike. Pemain-pemain top dunia yang sempat menjadi brand ambbassador dari sepatu dengan merek ini diantaranya adalah Roberto Mancini, dan Alessandro Nesta.
Tiga sepatu sepakbola diatas adalah tiga senjata favorit saya selama berkarir di dunia sepakbola hingga saat ini. Saya selalu ingin mengulangi masa-masa dimana saya menggunakan sepatu-sepatu tersebut. Namun sayang diantar tiga sepatu tersebut hanya Asics Testimonial Nero Light yang masih diproduksi, itupun sangat susah untuk mendapatkannya.
Sedang Adidas Predator Touch, dan Nike Mercurial 1.0 R9 sudah tidak diproduksi lagi. Adidas dan Nike memang sempat memproduksi dua sepatu tersebut, namun dalam jumlah yang sangat terbatas, sehingga sangat sulit untuk mendapatkannya.
Disaat kebersamaan sama bersama apparel Nike berakhir, sayapun kembali menggunakan salah satu dari tiga sepatu favorit saya tersebut, yaitu Asics Testimonial Light Nero. Termasuk ketika Persija Jakarta bertandang ke kandang Arema Cronus, sabtu 4 April 2015 yang lalu. Tiga gol yang bersarang ke gawang Kurnia Meiga malam itu saya cetak menggunakan sepatu model tersebut.
Tiga sepatu diatas adalah sepatu sepakbola favorit versi saya. Saya yakin rekan-rekan sekalian pasti memiliki sepatu sepakbola favorit versi anda masing-masing. Oleh karena itu silakan menyebutkan tiga sepatu favorit anda, saat me-retweet dan memberi komentar artikel ini melalui twitter. Terima kasih.
NB: Jika ingin melihat penampakan senjata-senjata favorit saya diatas, silakan mencarinya melalui google, dengan keywords nama sepatu-sepatu tersebut.
Selesai....

#Follow ; @BepeNews