Penulis: bepe, 06 April 2015
Hotel Grand Mahkota, Lamongan, 6 April 2015.
Empat tahun terakhir sejak menjadi
Executive Comittee Asosiasi
Pesepakbola Profesional Indonesia, praktis kesibukan saya menjadi
sedikit meninggkat. Utamanya menjelang akhir hingga kompetisi musim baru
digelar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya permasalahan sepakbola yang
berkaitan dengan para pemain profesional di Indonesia.
Segala permasalahan yang selama kurun waktu empat tahun terakhir selalu saja hadir menghiasi persepakbolaan negeri ini.
Tugas asosiasi pemain adalah menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi
para pemain profesional. Baik mereka yang berani dan secara
terang-terangan menyaku menjadi anggota. Maupun mereka yang tidak cukup
berani menjadi anggota, namun berharap mendapatkan keuntungan dari apa
yang asosiasi pemain perjuangkan.
Pertemuan-pertemuan penting dengan para
stakeholder sepakbola
di negeri ini menjadi sesuatu yang rutin saya dan rekan-rekan pengurus
APPI lakukan. Demikian halnya beberapa bulan terakhir ini. Bertemu
dengan Menpora, Tim Sembilan (Kemenpora), BOPI, PSSI, Perwakilan Klub,
Pengacara, Exco APPI dan juga para pemain membuat hari-hari saya menjadi
sedikit terlalu serius.
Hal yang memaksa saya untuk sementara waktu harus melupakan kebiasaan
saya, yaitu menulis di blog. Setelah kurang lebih tiga bulan absen
menulis, malam ini ditemani lagu-lagu group band lawas asal Amerika
Creedence Clearwater Revival akhirnya saya pun membulatkan tekad untuk
kembali membuat coretan.
Empat atau lima bulan terakhir keseharian saya dapat dikatakan
sedikit terlalu serius. Terlalu banyak aktivitas-aktifitas yang membuat
saraf-saraf saya menjadi kaku. Oleh karena itu pada tulisan kali ini,
saya ingin membahas sesuatu yang lebih santai, tidak terlalu berat, dan
jauh dari apa itu yang namanya serius.
Kali ini saya ingin membahas mengenai senjata. Hmmm tenang-tenang.
jangan terpancing untuk menjadi serius dulu. Senjata yang saya maksud
bukanlah senjata tajam, atau bahkan senjata api. Senjata yang saya
maksud adalah sepatu, iya sepatu sepakbola yang bagi para pesepakbola
adalah sebuah senjata utama yang maha penting.
Selama dua puluh puluh tujuh tahun mengenal dan memainkan olahraga
ini, sudah barang tentu saya telah merasakan mencoba begitu banyak
sepatu sepakbola. Mulai dari yang berbahan kulit, sintetis, maupun
perpaduan diantara keduanya.
Empat belas dari dua puluh tujuh tahun tersebut memang saya habiskan bersama salah satu
apparel ternama
dari Amerika. Namun demikian hal tersebut tidak serta-merta membuat
saya tidak mencoba beberapa model senjata dengan merek-mereka yang lain.
Dan dibawah ini adalah tiga jenis senjata yang menjadi favorit saya selama ini:
1. Adidas Predator Touch
Kita mulai dengan yang pertama. Adidas Predator Touch. Sepatu ini
diproduksi pada tahun 1996 oleh produsen alat-alat olahraga Adidas asal
Jerman. Awal mula saya tertarik menggunakan sepatu ini adalah karena
idola saya. Iya karena Paul Gascoigne, ia menggunakan sepatu ini selama
gelaran Piala Eropa 1996 di Inggris.
Kombinasi warna merah, putih dan hitam khas Adidas yang dipadu padan
dengan ornamen karet menyerupai sisik buaya di bagian depan, membuat
sepatu ini memiliki kesan garang. Saya membeli sepatu ini untuk kali
pertama di Singapura, sepulang memperkuat tim nasional pelajar asia di
Asian School Tournament di Patna, India.
Adidas Predator Touch ini saya gunakan antara tahun 1996 hingga 1998,
sebelum pada akhirnya saya menanda tangani kontrak dengan produsen
apparel Nike dari Amerika.
Sepatu model ini memiliki dua jenis pul (stud), satu berbentuk bulat
dan, satu lagi berbentuk pipih (blade). Saya memilih yang berbentuk
buat, menyesuaikan jenis kontur permukaan lapangan di Indonesia yang
ketika itu biasanya agak keras.
Ada cerita menarik mengenai sepatu ini. Pada suatu ketika
saking bangganya
dengan sepatu ini, saya bahkan sering kali menggunakan sepatu ini untuk
pergi ke sekolah. Ketika itu saya duduk di bangku kelas 2(C) di SMA
Negeri 1 Salatiga.
Hal bodoh yang mengakibatkan beberapa pul Adidas Predator touch
tersebut patah. Sepatu itu sendiri akhirnya hilang dicuri orang, saat
tengah saya jemur di genteng belakang asrama Diklat Salatiga. Sampai
dengan saat saya menulis artikel ini, saya tidak pernah tahu siapa
gerangan si pencuri sepatu Adidas Predator Touch kesayangan saya
tersebut.
Baru-baru ini Adidas membuat kembali versi
remake dari
sepatu predator ini, namun sangat susah untuk mendapatkan nya. Belum
lagi dengan ukuran kaki saya yang tergolong kecil untuk ukuran kaki
eropa, sehingga sangat susah untuk mendapatkan sepatu-sepatu dengan
versi-versi
limited edition.
2. Nike Mercurial 1.0 R9
Berikutnya adalah Nike Mercurial 1.0 R9. Sepatu ini adalah generasi
pertama Nike Mercurial yang terinspirasi oleh sosok pesepakbola
fenomenal asal Brazil bernama Luis Nazario de Lima, atau lebih kita
kenal dengan nama Ronaldo.
Dari model pertama hingga yang terakhir, Mercurial 1.0 R9 boleh
adalah favorit saya. Sepatu ini memiliki warna dasar hitam dengan
kombinasikan garis menyerupai gelombang ombak berwarna putih. Sepatu ini
termasuk generasi pertama sepatu-sepatu sepakbola yang menggunakan
bahan dasar kulit sintetis.
Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-10 Mercurial, Nike sempat
memproduksi ulang sepatu ini. Sepatu yang diproduksi terbatas tersebut
diberi nama Nike Mercurial Vapor III R9 10th Anniversary. Sepatu
tersebut ludes terjual dalam waktu yang cukup singkat.
Di ulang tahun Mercurial yang ke 15, Nike kembali me-reproduksi
sepatu ini. Kali ini berwarna kombinasi biru, silver dan kuning dengan
nama Nike Mercurial Vapor lX SE 15th Anniversary. Penampakan sepatu ini
sama persis dengan Mercurial R9 yang digunakan Ronaldo saat membela
Brazil di Piala Dunia 1998. Sama seperti edisi ulang tahun ke-10, sepatu
ini juga laris manis terjual dalam waktu singkat.
Sejujurnya perjalanan serta pencapaian saya dalam berkarir tidak
dapat dipisahkan dari sepatu Nike jenis Mercurial ini. Selama empat
belas tahun menjadi
brand ambassador Nike Mercurial, sudah
barang tentu saya selalu menjadi pemain Indonesia pertama yang mencoba,
dan menggunakan setiap keluaran terbaru sepatu Nike jenis Mercurial ini.
Dari mulai Mercurial R9 hingga ke Mercurial Vapor CR7.
Lebih spesial lagi, Nike Mercurial 1.0 R9 adalah sepatu yang saya
gunakan saat menjalani debut, serta mencetak gol pertama saya bersama
tim nasional Indonesia.
3. Asics Testimonial Light Nero
Kurang afdol rasanya jika membahas sepatu-sepatu sepakbola favorit
tanpa memasukkan sepatu model klasik, atau yang terbuat dari bahan
kulit. Sebelum maraknya sepatu-sepatu sepakbola berbahan dasar kulit
sintetis atau rajutan benang merajai pasaran, hampir semua produsen
sepatu sepakbola menggunakan kulit sebagai bahan dasar dari
produk-produk mereka. Sekarangpun masih ada beberapa, namun jumlahnya
sudah tidak begitu banyak lagi.
Saya mengawali perjalanan panjang karir saya pada tahun 1988 dengan
sepatu berbahan dasar kulit ber-merek Foxy. Setelah Foxy saya juga
sempat merasakan menyepak si kulit bundar dengan dibalut beberapa merek
lain beberapa diantaranya Adidas, Lotto, Topper, Kika, Nike, Reebok,
Diadora dsb.
Salah satu ciri khas sepatu-sepatu sepakbola dengan model klasik
adalah memiliki lidah yang menjulur keluar diatas tali sepatu. Untuk
sepatu-sepatu klasik ini ada beberapa model yang cukup meninggalkan
kesan di hati saya. Beberapa sepatu tersebut adalah Lotto Stadio
Classic, Nike Tiempo Premier 94, Diadora Brazil, dan Asics Testimonial
Light Nero.
Diantara model sepatu yang saya sebut pada paragraf di atas, Asics
Testimonial Light Nero adalah favorit saya. Sejujurnya saya mengenal
sepatu ini karena terbawa euforia tim nasional Primavera, dan Baretti
pada sekitar tahun 1995 an.
Pada masa-masa itu saya pikir semua pecinta sepakbola di tanah air
memperhatikan kiprah dari kedua tim tersebut. Terutama tim Primavera
yang ketika itu digawangi pemain-pemain harapan masa depan seperti
Kurniawan D.J, Bimasakti, Indriyanto, Kurnia Sandy dkk.
Pada masa itu hampir semua tim nasional Indonesia dari level usia dini hingga senior menggunakan
apparel bermerek
Asics. Hal tersebut membuat Asics begitu terkenal di Indonesia. Salah
satu yang paling fenomenal adalah Asics Testimonial Light Nero, karena
hampir semua pemain tim nasional Indonesia ketika itu menggunakan sepatu
dengan merek dan model tersebut.
Kelebihan sepatu ini adalah kenyamanan. Dan untuk sepatu sepakbola
berbahan dasar kulit, Asics Testimonial tergolong lebih ringan dibanding
dengan merek-merek yang lain. Hal tersebut yang membuat sepatu ini
banyak digemari para pesepakbola Indonesia ketika itu.
Saya pertama kali menggunakan sepatu ini pada tahun 1997, dan
menggunakannya kembali pada tahun 2004 saat terjadi jeda dalam kontrak
panjang saya bersama Nike. Pemain-pemain top dunia yang sempat menjadi
brand ambbassador dari sepatu dengan merek ini diantaranya adalah Roberto Mancini, dan Alessandro Nesta.
Tiga sepatu sepakbola diatas adalah tiga senjata favorit saya selama
berkarir di dunia sepakbola hingga saat ini. Saya selalu ingin
mengulangi masa-masa dimana saya menggunakan sepatu-sepatu tersebut.
Namun sayang diantar tiga sepatu tersebut hanya Asics Testimonial Nero
Light yang masih diproduksi, itupun sangat susah untuk mendapatkannya.
Sedang Adidas Predator Touch, dan Nike Mercurial 1.0 R9 sudah tidak
diproduksi lagi. Adidas dan Nike memang sempat memproduksi dua sepatu
tersebut, namun dalam jumlah yang sangat terbatas, sehingga sangat sulit
untuk mendapatkannya.
Disaat kebersamaan sama bersama apparel Nike berakhir, sayapun
kembali menggunakan salah satu dari tiga sepatu favorit saya tersebut,
yaitu Asics Testimonial Light Nero. Termasuk ketika Persija Jakarta
bertandang ke kandang Arema Cronus, sabtu 4 April 2015 yang lalu. Tiga
gol yang bersarang ke gawang Kurnia Meiga malam itu saya cetak
menggunakan sepatu model tersebut.
Tiga sepatu diatas adalah sepatu sepakbola favorit versi saya. Saya
yakin rekan-rekan sekalian pasti memiliki sepatu sepakbola favorit versi
anda masing-masing. Oleh karena itu silakan menyebutkan tiga sepatu
favorit anda, saat me-retweet dan memberi komentar artikel ini melalui
twitter. Terima kasih.
NB: Jika ingin melihat penampakan senjata-senjata favorit saya diatas, silakan mencarinya melalui google, dengan
keywords nama sepatu-sepatu tersebut.
Selesai....
#Follow ; @BepeNews